Thursday 18 December 2014

yang berjiwa besar .

bismillah.

untuk bahan kelas bahasa arab semalam, ustaz guna satu teks -- dialog antara Abu Bakar As Siddiq dan 'Umar. dan. entah kenapa, jadi sangat terkesan dengan ceritanya.


Abu Bakar di saat sakitnya, yang berlegar di kepalanya, ternyata perkara yang besar-besar -- tentang siapa penggantinya, tentang siapa yang akan memimpin muslimin seterusnya.

betapa saat sakitnya, dia masih memikirkan hal kaum muslimin setelah pemergian dia. betapa yang dia fikirkan adalah bagaimana mahu terus menggerak, mengalirkan islam agar tetap terlaksana.

betapa besar jiwanya, fikirannya. saat dia terasa masanya sudah makin hampir, justeru yang dia fikirkan bukan dirinya, tetapi islam dan kaum muslimin seluruhnya.


dan saat abu bakar menyampaikan hasratnya kepada 'Umar,
"aku ingin melantikmu sebagai khalifah, wahai 'Umar."

dengan penuh kesungguhan, 'Umar menolak.
"kasihanilah aku, wahai abu bakar. sesungguhnya aku bimbangkan diriku, aku bimbangkan agamaku, aku bimbangkan akhiratku."

saat pangkat dan jawatan ditawarkan kepadanya, yang wujud dalam fikirannya bukanlah kedudukan, penghormatan, kuasa, harta.. bahkan yang ada dalam kepalanya -- besarnya tanggungan sebuah 'tanggungjawab' , amanah, tentang yang bakal disoal di akhirat. betapa 'besarnya' urusan akhirat dalam jiwanya.


ternyata, orang yang punya jiwa besar, fikiran mereka juga jauh lebih besar, luas dan panjang berbanding orang kebiasaan.

saat orang-orang cuma sibuk memikirkan dirinya sendiri,
mereka malah memikirkan perihal ummah seluruhnya.

saat orang-orang mengejar dunia,
mereka terlalu gelisah memikirkan akhirat mereka.


ke mana hilangnya jiwa pejuang agama?

nahdhoh.
181214

No comments:

Post a Comment